Cuaca yang
terik bisa menyebabkan seseorang mudah sekali berkeringat. Keringat yang
berlebihan bisa memicu perasaan tak nyaman, lengket dan bau yang kurang sedap.
Orang normal akan mengeluarkan keringat sebagai upaya mendinginkan suhu tubuh
yang begitu panas. Sedangkan penderita hiperhidrosis
bisa mengeluarkan keringat lebih banyak dibandingkan orang normal. Kok bisa?
Yuk, simak informasi mengenai hiperhidrosis,
gejala dan cara mengobati lebih lengkap berikut ini!
Pengertian hiperhidrosis dan gejala
yang sering terjadi
Hiperhidrosis merupakan kondisi tubuh seseorang
yang memproduksi keringat lebih banyak dibandingkan orang normal tanpa
melakukan aktivitas. Orang yang mengalami kondisi keringat berlebihan ini akan
merasa kurang nyaman. Pasalnya, keringat yang diproduksi begitu banyak hingga
membasahi baju, tubuh atau bagian tubuh tertentu misalnya telapak tangan saja.
Hiperhidrosis terbagi menjadi dua berdasarkan
penyebab yang mendasari yaitu:
1.
Hiperhidrosis primer
Kondisi medis
seseorang bisa menyebabkan masalah produksi keringat berlebihan tanpa
aktivitas. Kondisi hiperhidrosis primer bisa terjadi pada anak-anak dan remaja
yang sering terjadi setelah bangun tidur.
2.
Hiperhidrosis
sekunder
Kondisi
produksi keringat berlebihan yang terjadi karena latar belakang medis. Biasanya
orang dewasa cenderung mengalami masalah ini karena penyakit tertentu seperti
tiroid, diabetes, stroke, menopause, dan lain-lain.
Ada beberapa
gejala yang menunjukkan seseorang mengalami masalah hiperhidrosis antara lain:
-
Keringat
terlihat jelas padahal tidak melakukan aktivitas berat.
Anda patut
waspada kalau tubuh mengeluarkan keringat berlebihan padahal tidak sedang panas
atau berolahraga. Butiran keringat menetes deras hingga membuat Anda merasa
kurang nyaman atau basah.
-
Tangan
basah berkeringat sehingga sulit memegang atau melakukan aktivitas harian.
-
Kulit
berubah menjadi lebih lembut, berwarna putih dan mengelupas akibat basah oleh
keringat secara terus menerus.
-
Tubuh
mengalami infeksi kulit pada bagian tertentu yang senantiasa basah oleh
keringat.
Cara mengatasi kondisi hiperhidrosis
Berdasarkan
penyebab yang dikemukakan sebelumnya bahwa hiperhidrosis primer sering terjadi
pada anak-anak dan remaja bisa dikarenakan masalah genetik. Tidak ada penyebab
pasti kenapa masalah hiperhidrosis primer bisa terjadi sampai sekarang.
Sedangkan kondisi hiperhidrosis sekunder terjadi disebabkan latar belakang
medis yang terjadi pada orang dewasa.
Cara
mengatasi kondisi tersebut dengan mengetahui penyebab pasti terlebih dahulu.
Bagaimana kondisi kesehatan Anda sebelumnya hingga melatarbelakangi
hiperhidrosis sekunder? Lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui
informasi lebih lanjut.
Diagnosa
dokter akan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan tes fisik, tes urine, tes
darah dan tes keringat. Jika telah diketahui penyebab pasti, dokter akan
memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat agar produksi keringat bisa
ditekan sebaik mungkin.
Biasanya
metode pengobatan yang diberikan untuk penderita hiperhidrosis adalah
memberikan obat-obatan, iontophoresis,
suntik botox, terapi microwave dan solusi terakhir yaitu
operasi menghilangkan kelenjar keringat yang berlebihan.
Apakah
kondisi hiperhidrosis bisa memicu masalah serius? Ya, komplikasi berupa
infeksi kulit bisa membuat penderita menjadi pribadi yang pemalu, kurang
percaya diri hingga memicu stress dan depresi. Ada baiknya Anda juga mendukung
kebersihan diri agar terhindar dari masalah keringat berlebihan. Selalu mandi
rutin setiap hari, mengganti kaos kaki, pakai bahan baju yang sesuai kegiatan
dan aktif melakukan olahraga relaksasi untuk mengelola stress.
Stress bisa
memicu pengeluaran kelenjar keringat yang berlebihan lho!
Gunakan
produk antiperspirant untuk menghambat produksi kelenjar keringat di tubuh Anda
baik model roll on, spray dan lotion.
Pilih produk yang sesuai dengan kebutuhan agar Anda bisa mengontrol bau badan
kurang sedap. Bagi orang yang menderita hiperhidrosis,
penggunaan produk antiperspirant bisa
membantu mengatasi keringat berlebihan didukung pengobatan medis sesuai
prosedur dokter ya!
0 komentar:
Posting Komentar